Sabtu, 30 Desember 2017

OLAF DOUWES DEKKER - Indonesia raya





INDONESIA RAYA

tanpa hambatan sinar dari ketinggian matahari
jatuh ke hangatnya lapisan dalam dunia hijau
adakalanya hujan kelabu jatuh berhari-hari
pada sawah-sawah, pegunungan dan lorong-lorong

tanah kelahiran tercipta dari ribuan pulau
topeng, penari dan pesona, dalam pandangan
berkhayal rangsangan, marah dan murka
dan pilu, kesederhanaan, gairah

tahun telah datang ayam jantan kuning
berkokok, jin keluar dari botol
saat tanah air menghilang dimana
tak pernah bisa ditemukan atau diperebutkan

setelah berabad-abad dalam paksaan
di ladang yang terpinjam dalam waktu yang tercuri
surga menutup gerbangnya-
begitulah telah tertulis dan tergariskan.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
29-12-2017







INDONESIA RAYA

vrij valt de hoge tropenzon
in warme lagen tussen het groen
valt grijs soms dagenlang de regen
op rijstvelden, bergen en wegen

geboortegrond van duizend kusten
maskers, dansers en betovering
in ogen dromen drift en duisternis
en weemoed, eenvoud, hartstocht

het jaar kwam dat de gele hanen
kraaiden, de geest verliet de fles
als land verloren ging waar niets
te zoeken of vogelvrij te halen viel

na eeuwen opgelegde tucht
op geleende akkers in gestolen tijd
sloot het paradijs zijn poorten –
zo was geschreven en voorzien



Levenslang
Penerbit: Van Kemenade, kota Breda, 2017
Photo penyair: © Piet den Blanken
Photo buku: Hein van Kemenade
Desain sampul buku: Meyer/Van Gerwen




Catatan:
Puisi di atas telah tertulis bertepatan dengan kemerdekaan Indonesia yang ke 70 tahun di 2015 dan untuk mengenang dari Ernest Douwes Dekker, orang Jawa, wartawan dan kakak dari kakekku. Puisi ini dipersembahkan untuk ibuku, yang mana telah bertahan hidup di sebuah barak penampungan Jepang, untuk kedua bapakku dan teman-teman dan keluarga mereka, untuk Roeslan Abdulgani dan semua rakyat Indonesia dan semua di antaranya.

Noot:
Bovenstaand gedicht is geschreven ter gelegenheid van de 70-jarige onafhankelijkheid van Indonesië in 2015 en ter herinnering aan Ernest Douwes Dekker, Javaan, journalist en broer van mijn opa. Het gedicht is opgedragen aan mijn moeder, dankzij wie ik de jaren in een Jappenkamp overleefde, aan mijn beide vaders en hun vrienden en familie, aan Roeslan Abdulgani en alle Indonesiërs en aan iedereen daartussen in.



Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2



www.alberthagenaars.nl


Minggu, 26 November 2017

JOB DEGENAAR - Sungai





SUNGAI

Pada suatu hari aku mengikuti sungai
sesuatu dalam diriku memaksaku
berlanjut dengan kegilaan ini

Untuk tidak lenyap pandangan
pengelihatanku oleh karena
perkebunan, hutan-hutan dan paya-paya

aku memanjat pagar-pagar, menyeberang
aluran, perlahan menjadi malam dan dingin
bintang-bintang dan suara benturan dari ombak

menjaga supaya aku tidak tersesat
Dekat tempat muara datang samar sebuah
kapal penyeberang yang berubah dari merah ke kuning

dan birunya langit, seorang perempuan
membuka ruang kapal, terdengar dari dalam
berhembus nyanyian dari jin-jin penggoda

Sungai bebas tak terikat oleh tempat dan waktu,
tak terduga dia muncul ke permukaan,
di akhir pangkalan itu, kapal itu, perempuan itu



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
25-11-2017







RIVIER

Op een dag volgde ik een rivier
iets in mij droeg ertoe aan
met deze waanzin door te gaan

Om haar niet uit het oog
te verliezen doorkruiste ik
tuinen, bossen, moerassen

muren beklom ik, ik waadde door
geulen, nacht werd het en koud
de sterren en het geklots van golven

maakten dat ik niet af zou dwalen
Bij de monding daagde een veerboot
die van rood verschoot naar geel

en hemelsblauw, een vrouw
opende de kajuit, waaruit
gezang woei van sirenen

Aan tijd en plaats bindt de rivier zich
niet, onvoorspelbaar duikt ze op, met aan
het eind die kade, dat schip, die vrouw



Hertenblues
Penerbit: Liverse, kota Dordrecht, 2017.
Photo penyair: © Tineke Bruin
Desain sampul buku: Henk van Trooyen




Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2



www.alberthagenaars.nl



Sabtu, 18 November 2017

J.H. VAN GEEMERT - Hilang





HILANG *

Putra / putriku hilang.
Suami / isteriku hilang.
Maukah anda membantuku mencari?

Melihatkah anda anak kecil laki laki / perempuan?
Dia atau dia mempunyai rambut pendek / panjang /
pirang / merah / coklat / hitam / keriting / lurus
dengan ekor kuda
dengan kepang.

Mata mata dia atau dia biru / coklat / hijau.
Dia atau dia mengenakan celana renang / sepatu hiking
dengan kaca mata / tas
besar / kecil.

Ini adalah photo dari dia / dia.
Dia atau dia telah pasti menghilang.

Aku telah menghilang.



* Berterima kasih kepada buku saku
'Apa dan bagaimana dalam Bahasa Jepang', 2010



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
18-11-2017







VERMIST *

Ik ben mijn zoon / dochter kwijt.
Ik ben mijn man / vrouw kwijt.
Wilt u mij helpen zoeken?

Hebt u een klein jongetje / meisje gezien?
Hij / zij heeft kort / lang / blond / rood / bruin / zwart /
krullend / steil haar
met een paardenstaart
met vlechten.

Zijn / haar ogen zijn blauw / bruin / groen.
Hij / zij draagt een zwembroekje / bergschoenen
met bril / tas
groot / klein.

Dit is een foto van hem / haar.
Hij / zij is zeker verdwaald.

Ik ben verdwaald.



* Met dank aan 'Wat en hoe Japans', 2010



Krekeldoof
Penerbit: De Republiek, Amsterdam, 2017.
Photo penyair: © Wilma Bongers




Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2



www.alberthagenaars.nl



Jumat, 27 Oktober 2017

JORIS IVEN - Rumah samping kolam





RUMAH SAMPING KOLAM

Dari beberapa rumah di mana saya tinggal
Tidak satupun milikku.
Rumahku rumah di samping kolam.
Di samping rumahku sebuah kolam.
Di samping kolamku masih ada satu kolam lagi.
Rumahku terletak di sebuah hutan.
Di samping rumahku tak ada rumah yang lain.
Rumahku terletak di dalam hutan sendirian.
Dan dari sekian banyak wanita yang saya miliki
Bukan salah satu milikku.
Belahan jiwaku tinggal di rumah
Di samping kolam.
Belahan jiwaku tinggal di rumah
Dalam hutan.
Di rumahku dalam hutan
Di samping kolam
Tinggallah aku sendirian.
Dari sekian banyak rumah yang aku tinggali
Bukan salah satu dari milikku.
Dan dari semua kolam kolam di samping rumahku
Bukan satupun milikku.
Di keseluruhan hutan
Tak satu pohonpun milikku.
Dan dari semua wanita tak satupun milikku.
Aku tak melakukan untuk memiliki
Dan belahan jiwaku,
Belahan jiwaku tertidur dalam tidurnya
Di dalam rumah yang saya tinggali.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
26-10-2017







HET HUIS AAN DE VIJVER

Van de vele huizen waarin ik woon
Is niet één het mijne.
Mijn huis is het huis aan de vijver.
Naast mijn huis een vijver,
Naast mijn vijver nog een vijver.
Mijn huis staat in een bos.
Naast mijn huis geen ander huis.
Mijn huis staat in het bos alleen.
En van de vele vrouwen die ik bezit
Is niet één de mijne.
Mijn vrouw woont in het huis
Aan de vijver.
Mijn vrouw woont in het huis
In het bos.
In mijn huis in het bos
Aan de vijver
Woon ik alleen.
Van alle huizen die ik bewoon
Is niet één het mijne
En van alle vijvers naast mijn huis
Is niet één de mijne.
In heel het bos
Is niet één boom de mijne.
En van alle vrouwen is niet één de mijne.
Bezitten doe ik niets
En mijn vrouw,
Mijn vrouw slaapt haar slaap
In het huis dat ik bewoon.



Egyptisch Zwart
Penerbit: Leuvense Schrijversaktie, kota Leuven, 1993.
Photo penyair: © Willy Vanheers




Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2



www.alberthagenaars.nl



Kamis, 14 September 2017

MARK VAN TONGELE - Di makam ayahku





DI MAKAM AYAHKU

Sore hari di tempat pemakaman di kota Oostende.
Dari sini aku bisa mencium bau Laut Utara.

Impian. Matahari. Waktu. Ketenangan seperti di surga.
Otot perut, kibasan layar kapal, cat yang masih basah.

Di bawah pengawasan ayahku
dengan baju pelampung aku mengambang.

Tanpa berpikir suara kapal nelayan memberitahukan senja.
Warna ungu dari langit hanya terlihat mengarah ke

terbenamnya matahari. Cahaya dingin membuat gemetar
kehidupan. Menjelang ajal dalam gulungan ombak.

Tertawa sekejab. Minuman keras. Cinta yang bengis.
Berapa lama aku masih bisa menjangkau hidupku?



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
14-09-2017







BIJ HET GRAF VAN MIJN VADER

Op het kerkhof in Oostende tegen valavond.
Hiervandaan kan ik de Noordzee ruiken.

Dromen. Zon. Tijd. Hemelse kalmte.
Buikspieren, zeildansen, natte uurverf.

Onder het waakzame oog van mijn vader
drijf ik op het water met zwemvest.

Lichtvaardig klatert een kotter de schemer aan.
Het hemelpaars is alleen in de richting van

de ondergaande zon te zien. De koude schijn
doet het leven beven. Sterven in de golven.

Kortademig lachen. Drank. Wrede liefde.
Hoe ver van hier reikt mijn bestaan?



De loeiende tier
Penerbit: Atlas Contact, Amsterdam-Antwerpen, 2017
Photo penyair: © Selfie Mark van Tongele
Disain sampul buku: Melle Hammer




Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2



www.alberthagenaars.nl



Selasa, 04 Juli 2017

ANTOON VAN DEN BRAEMBUSSCHE - Paul Celan





PAUL CELAN

IV

Bagaimana cara menulis puisi
Setelah Auschwitz?
Perkataan tak terbuka,
Tetapi mengerut
Dalam urat daun ketakutan,
Dalam cabutan akar sekejap.

Batu-batu purba dari ingatan,
Yang tersentuh dan yang tak tersentuh,
Oleh waktu,
Waktu tak pernah ada,
Dimana aku tak bisa
Mengingat namamu lebih lama.

Batu-batu purba menyapa ingatanku,
Bukit Massada yang berdarah
Dan merintih dalam rambut kemaluanmu:
Kabar buruk
Sama seperti Yahudi tanpa nama,
Sama seperti dusta
Mengaras dan tanpa jiwa



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
04-07-2017







PAUL CELAN

IV

Hoe een gedicht te schrijven
na Auschwitz
Het woord ontvouwt zich niet,
Maar krimpt
In bladnerven angst,
In de ontworteling van het ogenblik.

De menhirs van herinnering,
Beroerd en onberoerd,
Door tijd,
Een onbestaande tijd,
Waarin ik je naam
Niet langer herinner.

De menhirs groeten mijn vergeten,
De massada-heuvel die bloedt
En kermt in je venushaar:
Een Jobstijding
Even Joods als naamloos,
Even onwaarachtig als
Versteend en wezenloos.



Kanttekeningen
Penerbit: P, kota Leuven, 2007
Photo penyair: Karin Borghouts
Gambar sampul buku: Theo De Smedt




Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2



www.alberthagenaars.nl



Rabu, 21 Juni 2017

MARIET LEMS - Penculikan





PENCULIKAN

Sewaktu-waktu hujan lebat merubah
tirai gelap sekitar rumah, ubi-ubian bau busuk
dan azab dari surga, pendeta telah berlalu,
kemudian ibu ambil gambar dari lemari,
membuka gulungan di atas meja, meluruskannya dan
dia menghilang

Aku menyaksikan bagaimana dia mengerjakannya,
biru muda dari langit dan laut menggelombang sepanjang
malam dalam matanya, di sekitar mulutnya mulai
bergerak sesuatu seperti yang kadang-kadang terjadi pada ayaku
tetapi lebih lanjut, dan telah berlalu, disana
dimana aku juga menghilang, dan lebih dari pada itu
lenyap

Aku tak tahu dimana itu, bagaimana aku menggapai
tangannya membawanya ke tempat yang semua
bisa memulainya kembali

Gemercik hujan menjadi suara laut, kapal
berayun di depan jendela, aku membiasakan
diri sampai terbiasa



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
20-06-2017







ONTSNAPPING

Als de regen een zwart gordijn
om het huis trok, de aardappels stonken
naar rot en straf van boven, de priester
net was vertrokken, dan nam ze
een prent uit de kast, rolde hem uit
op tafel, streek de plooien glad en
verdween

Ik keek hoe ze het deed, het licht-
blauw van lucht en zee golfde door de
nacht in haar blik, om haar mond
kwam iets te spelen dat soms ook mijn vader
maar verder nog, daaraan voorbij, daar
waar ook ik verdween, maar verder nog
verloren

Ik weet niet waar het is, hoe ik haar
aan mijn hand terug naar waar het
over kan

Regen ruist zich een zee, het schip
wiegt voor het raam, ik voeg mij
tot ik pas






ESCAPE

When the rain drew a black curtain
around the house, the potatoes were stinking
of rot and punishment from above, the priest
had just left, she would take
a print from the cupboard, unroll it
on the table, smooth the folds and
disappear

I watched how she did dit, the pale
blue of air and sea billowed through the
night in her eye, about her mouth
something hovered which also now and then my father
but further yet, beyond it still, there
where I too vanished, but further yet
lost

I don’t know where it is, how I can take her
by the hand back to where we
can begin again

Rain rustles a sea, the ship
rocks in front of the window, I adjust
until I fit



Wat we achterlieten / What we left behind
Kumpulan puisi dari lima penyair: Edith de Gilde,
Frida Domacassé, Mariet Lems, Wim Hartog, Wout Joling
Penerbit: De Zwarte Els, Den Haag, 2017
Terjemahan Inggris: Wim Tigges
Photo penyair: © Frans Lems
Photo sampul buku: Mariet Lems
Photo gambar: © Mariet Lems




Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2



www.alberthagenaars.nl



Senin, 05 Juni 2017

VICTOR VROOMKONING - Kunjungan





KUNJUNGAN

Bibiku yang terlalu sering menginap
di rumah kita datang larut malam,
kalau saya sudah harus tidur, biasanya
di kamarku, dia menduga saya masih terjaga
dan berharap saya mengijinkannya.

Kalau dia membungkuk
dengan dada yang besar untuk menciumku
dan mengucapkan selamat tidur,
seolah tiba-tiba menyembul keluar
payudara dari busananya, sementara itu
dia dengan kelihaian kedua tangannya
meraba tubuhku yang terbalut baju tidur
dan ini selalu berlangsung sedikit lebih lama
dari yang bisa saya pertahankan.

Tabiat ini biasa terjadi dalam kesunyian
tapi kadang-kadang terulang sebuah nama
yang saya hubungkan dengan photo kematian paman,
seorang militer dalam seragam penerbang
dengan kadang-kala dalam dekapan bibiku.

Lebih menghela nafas dari pada saat dia datang
dia menghilang ke arah lampu di gang
yang mencegah saya tersesat. Dia cepat
merapikan busananya sebelum
pintu sedikit terbuka lagi.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
05-06-2017







BEZOEKEN

Mijn tante die te vaak bij ons logeert,
brengt 's avonds laat als ik al slapen moet
geregelde bezoeken aan mijn kamer,
vermoedend dat ik wakker ben gebleven
en haar oogluikend tot mij toelaat.

Als zij dan zwaar voorover zweeft
om mij te kunnen kussen voor de nacht,
ontvallen ogenschijnlijk achteloos
haar volle borsten de ontknoopte hals
terwijl zij in een zoet vergrijpen
een lading vingers op mij loslaat
die routineus mijn lijf ontroeren
dat schuilgaat onder nachtgoed
en altijd even langer dan ik lijden kan.

Het ritueel voltrekt zich doorgaans zwijgend
maar soms herhaalt zij zacht een naam
die ik verbind met foto's van een dode oom,
een militair in vliegenierskostuum
met hier en daar mijn tante aan zijn borst.

Nog ademlozer dan zij is verschenen
verdwijnt zij naar het licht dat in de gang
mijn dolen moet voorkomen. Zij ordent
snel nog even wat zij draagt voordat
de deur weer aan blijft staan.



Ommezien. Gedichten 2008-1983
Penerbit: De Arbeiderspers, Amsterdam, 2008
Photo penyair: Bert Bevers
Desain sampul buku: Steven van der Gaauw




Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2



www.alberthagenaars.nl



Kamis, 27 April 2017

ROGI WIEG - Ciuman





CIUMAN

Ibuku telah berdiri diluar,
aku berjalan menuju kearahnya
dan aku menciumnya di
bibirnya. Oh, begitu dia bisa
mencium, dia memelukku erat
layaknya aku seperti ayahku sendiri.

Aku telah berbaring dalam bathtub
dan pendarahan hebat,
ibuku duduk dipinggiran
dan membaca puisi, dia pikir
itu warna tinta.
Kami selalu salah paham besar.

Seseorang menarik lidahnya dari mulutku
dan dia berkata atas nama Tuhan
aku harus menamainya 'wanita'.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
27-04-2017







KUS

Mijn moeder stond buiten,
ik liep naar haar toe
en kuste haar op haar
lippen. O, wat kon zij
kussen, zij hield mij vast
alsof ik mijn vader zelf was.

Ik lag in bad
en bloedde hevig,
mijn moeder zat op de rand
en las een gedicht, zij dacht
dat het kleurstof was.
We hadden altijd grote misverstanden.

Iemand trok haar tong terug
en zei dat ik haar in Godsnaam
'vrouw' moest noemen.




Even zuiver als de ongeschreven brief
Penerbit: In de Knipscheer, Haarlem, 2015
Photo penyair: Robert Tawaris, 1986
Gambar sampul buku: Rogi Wieg
Desain sampul buku: Anders Kilian



www.alberthagenaars.nl


Minggu, 19 Maret 2017

FRANS DESCHOEMAEKER - Perpustakaan tua





PERPUSTAKAAN TUA

Disana tak ada gagasan berdesir lagi, disana tak
ada kekuatan yang mempengaruhi pancaran. Apa yang gemerisik
haruslah; rayap kayu, rerapuhan, parasit kertas.

Di balik sampul kulit pedet dan judul-judul buku dunia telah
membisu dan hanya tersentuh oleh debu-debu, rangsangan
aroma dari taman-taman musim panas dekat strimin,

dan sesekali tangan seorang gadis - disini berjongkok Annabel
sebelum dia menghilang di gang berikutnya yang gelap dari
punggung-punggung buku, mencari pandangan yang lebih luas

di luar sukukata. Setiap patung batu terkikis dalam kurun waktu.
Musim salju binasa oleh karena taman bermain.
Puisi ini mengerut. Bel sekolah mengkarat.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
19-03-2017







OUDE BIBLIOTHEEK

Daar ruist geen idee meer, daar knettert
geen krachtveld. Wat ritselt moet zijn;
een houtkever, molm, een papierparasiet.

Achter kalfsleer en titels verstomde de wereld.
Aanraakbaar nog enkel voor stof, aandrift
van geuren uit zomerse tuinen dicht bij de hor,

een meisjeshand soms - hier hurkte Annabel
voor zij verdween in gindse donkere allee
van boekenruggen, op zoek naar weidser boulevard

buiten de lettergreep. Elk beeldenperk verpulvert
in de tijd. Winter verspilt zich aan de speelplaats.
Dit vers verstrakt. De schoolbel roest.



Perspectief met engel
Penerbit: Poëziecentrum, kota Gent, 2003
Photo penyair: Patrick Holderbeke
Desain sampul buku: Dooreman



www.alberthagenaars.nl


Minggu, 12 Maret 2017

RABIN GANGADIN - Aku merindukan penghancuran




*

Aku merindukan penghancuran,
aku mau merusak kedua mataku.
Aku merindukan gempa bumi, sebuah malapetaka,
Malapetaka yang merobohkan menara api ke dalam laut.

Aku mau berubah menjadi penghancur.
Aku mau bumi terbelah.
Semua harus terlahap ke dalam kekuatan uapan.

Aku mau mengampit kota,
melihat semua terkubur dalam rahim laut.
Aku mau mata ini terusak.

Aku mau mengenal tubuhku, keinginan jahatku,
aku mau menyendiri seribu tahun,
untuk bisa berfikir tentang apa yang kulihat dan kudengar.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
12-03-2017







*

Ik verlang naar een vernietiging,
ik wil mijn ogen verdelgen.
Ik verlang naar aardbevingen, een natuurramp.
Een ramp die de vuurtoren in zee doet storten.

Ik wil veranderen in een vernietiger.
Ik wil dat de aarde opensplijt.
Alles moet verzwolgen worden in een alomvattende geeuw.

Ik wil de stad omvademen,
alles diep in de schoot der zee zien begraven.
Ik wil dat dit oog verdelgd wordt.

Ik wil mijn lichaam, mijn eigen begeerten leren kennen,
ik wil duizend jaar alleen zijn,
om na te kunnen denken over wat ik gezien en gehoord heb.



Een zeldzame kamer
Penerbit: De Arbeiderspers, Amsterdam, 1982
Photo penyair: ?
Desain sampul buku: Marjo Starink



www.alberthagenaars.nl


Minggu, 19 Februari 2017

ROB VAN UDEN - Petualangan, kematian




*

Petualangan, kematian,
dan bangkit adalah kesakitan dari kelahiran.

Namun aku menyibak ranting-ranting,
mengintip ke dalam dan melangkah
masuk rumah hijau yang suci.

Aku mau
akhirnya
berkecambah.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
19-02-2017







*

Een avontuur, de dood,
en opstaan is geboortepijn.

Dus buig ik takken,
gluur ik binnen en ik treed
een groen en heilig huis.

Ik wil
uiteindelijk
ontkiemen.



*

O aventură, moarte,
şi ridicȃndu-te este durerea naşterii.

Deci îndoi ramurile,
privesc şi păşesc
un verde şi sacru conac.

La urma urmei vreau să
înfloresc.



Terjemahan di Bahasa Romania: © Elena Ţăpean, 2016



*

An adventure, death,
and getting up is the pain of birth.

So I bend branches,
glance and tread
a green and hallowed hall.

After all I want to
flourish.


Terjemahan di Bahasa Inggris: © Annelies Luteijn



Het Eiland, de Nimfen / Insula, Nimfele / The Island, the Nymphs
Penerbit: PIM, kota Iaşi, Romania, 2016
Photo penyair:© Albert Hagenaars, 2015
Photo sampul: © Froukje de Vos
Desain sampul buku: PIM, Romania



www.alberthagenaars.nl


Selasa, 31 Januari 2017

GABRIEL SMIT - Kata kata tumbuh, dari tahun ke tahun




Kata kata tumbuh mengikuti, dari tahun ke tahun
menjadi lebih berat, mereka ditumbuhi
tanaman-tanaman dari dalam laut,
kerang-kerang, sepotong bangkai dari kapal,
rumput-rumput tipis seperti rambut orang tua,
tangan hijau yang tak bisa tenang, pengkhianatan
oleh kemilau dari permukaan air, tanah yang tenggelam,
ganggang sedang menanti di atas pasir hitam.

Maka dari itu aku harus selalu menterjemahkannya,
melonggarkan, mengambil, meletakkannya
kedalam air lain, membilas, mengamplas
dan menunggu yang tertinggal
di tanganku: sekuntum bunga, sebuah kerangka,
sebuah jawaban dari bawah tanah berupa gundukan,
gemerlapan yang terakhir, awal dari kebakaran,
sekilas tanah air yang kurang pencahayaan.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
29-01-2017







Woorden groeien mee, met de jaren
worden ze zwaarder. Ze raken
bemanteld met onderzees gewas,
wieren ijl als oud mensenhaar,
onrustige planthanden, verraad
van bovenglans, verdronken land,
algen dralend boven zwart zand.

Daarom moet ik ze altijd vertalen,
loswrikken, ophalen, in ander water
overdoen, uitspoelen, afkrabben
en wachten wat in mijn handen
achterblijft: een bloem, een geraamte,
een onderaards antwoord van aarde,
een laatst geglinster, een begin van brand,
een glimp onderbelicht vaderland.



Gedichten
Penerbit: Ambo, kota Bilthoven, 1975
Photo penyair: ?
Desain sampul buku: Harm Meyer



www.alberthagenaars.nl


Minggu, 29 Januari 2017

HERMAN VAN DEN BERGH - Semalam




SEMALAM

Air mataku dan bintang
saling bersentuhan dan tiba-tiba
menjadi sebuah air mata
menjadi sebuah bintang.

Membuta tetap diriku, dan cinta
buta tetap surga.
Itu dan tak lain dan tak bukan adalah dunia-
sakit di karenakan bintang, sorotan dari air mata.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
29-01-2017







EEN NACHT

Mijn traan en de ster
raakten elkaar en opeens
werden ze een enkele traan
werden ze een enkele ster.

Blind bleef ik, en van liefde
blind bleef de hemel.
Dat en niets meer was de wereld-
pijn van ster, licht van traan.



Stenen tijdperk
Penerbit: Querido, Amsterdam, 1960
Photo penyair: © Foto Atelier Prinses, Amsterdam, 1919
Desain sampul buku Verzamelde Gedichten, 1979, Michael Harvey



www.alberthagenaars.nl