Rabu, 28 Desember 2022

ANTOON VAN DEN BRAEMBUSSCHE - Tanganmu























TANGANMU

Mengingat Corona

Tidak pernah sebelumnya tanganmu menterjemahkan
sebegitu kuat kelembutan yang tak terhingga.

Tidak pernah sebelumnya dia berbicara begitu
mengesankan tentang tarikan napas yang terakhir,
tentang kesepian yang paling terakhir.

Tabu akan sentuhan.

Kematian seperti putaran tangan.

Diam-diam sekarat,
dengan cara teledor.
Di dalam ruang husada yang tanpa penjenguk.

Tidak pernah sebelumnya tanganmu
tampak bergerak seperti ini.

Walaupun itu mustahil.

Warisan dari perkamen
yang bergerak di atas kapalan
jiwa kita.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
25-12-2022

























JE HAND

Corona indachtig

Niet eerder vertaalde je hand
zozeer je onuitputtelijke tederheid.

Niet eerder sprak zij zozeer
van de laatste ademtocht
De allerlaatste eenzaamheid.

Het taboe van de aanraking.

De dood als handomdraai.

Het stiekem sterven,
onachtzaam.
In een verweesde ziekenzaal.

Niet eerder leek je hand zozeer
te bewegen.

Tegen beter weten in.

Perkamenten erfenis
die beweegt op het eelt
van onze ziel.




De schaduw van Morandi
Penerbit: Uitgeverij P, 2022
Photo penyair: Karin Borghouts
Desain sampul buku: Nama akan dipublikasi





Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2


www.alberthagenaars.nl


Jumat, 16 Desember 2022

ROSE VANDEWALLE - Kamu pergi sementara aku memegang tanganmu























*

Kamu pergi sementara aku memegang tanganmu
lebih tentram tidak mungkin, tak ada perubahan
dari dirimu, kecuali kulitmu yang perlahan memudar
tak perlu panik, yang tak terelakkan telah terjadi

tiba-tiba pecah peperangan
kamu tak perlu mengalaminya lagi
kesakitan, kesedihan dan sesudah itu
langsung permasalahan bank, valuta anjlok

tetapi terutama sakit hati
itu datang dengan gelombang yang tak teratur



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
16-12-2022

























*

Je vertrok terwijl ik je hand vasthield
vreedzamer kon niet, niets nog aan je verroerde
tenzij je huid die langzaamaan verbleekte
geen paniek, het onvermijdelijke was geschied

meteen brak de oorlog uit
je hoefde het niet meer mee te maken
de pijn, het verdriet en meteen daarop
de bankperikelen, de zakkende valuta

maar bovenal het hartzeer niet
dat komt in ongelijke golven




Langs de Langelaan
Penerbit: Post-Dodopers, kota Eindhoven, 2022
Photo penyair: Albert Hagenaars
Photo sampul buku: Park den Brandt, Antwerpen





Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2


www.alberthagenaars.nl