Minggu, 23 September 2018

MARLEEN DE CRÉE - Erbarme dich IX





ERBARME DICH

IX

waktu itu seharusnya tumbang dia tak
tumbang juga, dia terbungkuk, tak perduli
sekuat angin apapun merenggut jiwa keluar
dari tubuhnya, sebanyak apapun. dia terbungkuk

dan membangun tembok-tembok penjaga
lebih tinggi. waktu itu jari-jari terjatuh
tapi bukan hati. kaki-kakinya patah,
pandangannya menjadi gelap dan tajam.

dia tahu: kehidupan adalah tempat tinggal,
sebuah hukum yang tinggi dan
yang rendah dan selanjutnya tak ada.
dia membiarkan kata-kata mengalir,

dan di pucuk dia mendengar ranting-
rantingnya patah. tetapi sementara dia bernyanyi
dalam pohon-pohon lain membungkuk kepala
tertunduk dan bermimpi tentang air.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
23-09-2018







ERBARME DICH

IX

toen ze moest valken viel ze niet,
ze boog. hoezeer de wind haar
de ziel uit het lijf rukte, hoeveel
ook, ze boog en trok de wallen

van verzet wat hoger. Toen
vielen haar vingers weg maar niet
het hart. de benen braken, haar
blik werd zwart en scherp.

ze wist: leven is een verblijf,
een wet van hoog en laag en later
niets. ze liet de woorden stromen,

hoorde in haar kruin de takken kraken.
maar bij het zingen in andere bomen
boog ze het hoofd en droomde ze van water.






Erbarme dich
Penerbit: P, kota Leuven, 2017
Photo penyair: © Albert Hagenaars
Skulptur arca: Berlinde De Bruyckere
Photo arca pohon: © Mirjam Devriendt
Desain sampul buku: Johan M. Duyck



Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2


www.alberthagenaars.nl