Senin, 25 Mei 2015

BENNO BARNARD - Sjoel





SJOEL

Puisi di tembok bekas synagoge Bergen op Zoom

Pelintas, di sinilah dulu tempat berdo'a
dari penganut yang tenang dan damai:
Salomon Samuel Frank, pemilik toko,
Nathan Jakob, pedagang yang jujur,
namakan semuanya apa saja. Disini
mereka berkumpul, diinstruksikan
oleh kakek moyang, ditularkan
oleh tradisi.

Perlu disadari:
tak ada hal yang sama
seperti bekas synagoge.

Pikirkan ke bajingan yang menyimpan
kentangnya di dalam synagoge ini.
Bukan ketiadaan melainkan
Pengungkapan dari ketiadaan dalam
kehidupan banal yang menyeramkan.

Kini, seribu tahun yang lalu, lelaki tua
berjenggot yang belum penuh keyakinan
masih berdiri berbicara keputusasaan
di bawah cahaya Sang Maha Pencipta
mengahadap pada peti suci
dengan nama mereka yang dihimpun
seperti kentang oleh kematian:
Sara, Israël, Esther, Benjamin, Jakob.

Kau yang melintas
seperti mereka,
namakan apa saja.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
25-05-2015







SJOEL

Op een muur van de voormalige synagoge in Bergen op Zoom

Voorbijganger, dit was een bedehuis
van onbevlogen gelovigen:
Salomon Samuel Frank, winkelier,
Nathan Jakob, van eerlijke wandel,
noem ze maar op. Hier
kwamen ze samen, door voorvaderen
geïnstrueerd, door traditie
gedragen.

Besef:
er bestaat niet zoiets
als een voormalige sjoel.

Denk aan de klootzak die binnen
zijn winteraardappels bewaarde.
Niet in het niets
maar zijn openbaring
in het banale is angstaanjagend.

Nu, een koud millennium later,
staat onder de godslamp nog altijd
die oude van dagen te lullen
in al zijn ongeschorenheid
tegen de ark bevattende
de namen van hen die de dood
kwam rapen als patatten:
Sara, Israël, Esther, Benjamin, Jakob.

U die een voorbijganger bent
zoals zij dat waren,
noem ze maar op.



SHUL

On the wall of a former synagogue

Passer-by, this was a house of prayer
for nonzealous believers:
Salomon Samuel Frank, shopkeeper,
Nathan Jakob, of honest conduct,
name them. Here
they gathered: instructed
by forefathers, borne
by tradition.

Realise:
there is no such thing
as a former shul.

Think of the bastard who stored
his winter potatoes inside.
It is not nothingness
that terrifies
but its revelation in banality.

Even now, a cold millennium later,
an old man still stands
under the eternal lamp
mumbling in all his unshavenness
at the ark containing the names
of people death
scooped up like so many spuds:
Sam, Israel, Esther, Benjamin, Jakob.

You who are a passer-by,
as they were,
name them.



Het tongbotje. Gedichten 1981-2005
Penerbit: Atlas, Amsterdam, 2006
Terjemahan Inggris: David Colmer
Photo penyair: Bert Bevers
Desain sampul buku: Marjo Starink




www.alberthagenaars.nl


Tidak ada komentar:

Posting Komentar