Puisi Belanda di Bahasa Indonesia (255) - Dutch poetry in Indonesian language (255 poems) - Nederlandse poëzie in het Indonesisch
Senin, 30 Desember 2019
PETER VAN DE GRAAF - Gerak gelombang
GERAK GELOMBANG
Melalui sungai kami mencari batu yang licin dan pipih.
“Dan yang ini, ayah?” Kamu menimbang dan mengira-ngira,
membaca air dengan satu mata yang hampir tertutup.
“Ini bisa, jagoanku”, kamu sembari mengangguk. “Ini bisa.”
Kamu lempar batu itu dan dia akan terpantul enam atau tujuh kali
di permukaan air sebelum dia tenggelam terkubur dalam sungai.
Kemarin, ketika kami mengucapkan perpisahan,
aku menimbang dan mengira-ngira kamu, tanpa sepengetahuanmu.
Kamu pergi, aku melihat bagaimana kamu meninggalkan jalan
setapak dari gelombang yang tak terhitung. Aku lama melihatmu
dengan satu mata yang hampir tertutup.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
30-12-2019
KRINGEN
Langs de beek zoeken we gladde, platte stenen.
“En deze, papa?” Je weegt en wikt. Leest het water
met één oog een beetje dicht. “Dit wordt ’m, jongen”,
knik je me toe. “Dit wordt ’m”. In een zijdelingse
scheervlucht laat je de steen wel zes of zeven keer op
het water ketsen voordat hij zich een zeemansgraf
delft in de beek.
Gisteren, bij het afscheid, woog en wikte ik je
-onmerkbaar. Toen je wegliep, zag ik hoe je een pad
van ontelbare kringen achterliet. Ik keek je lang na
met één oog een beetje dicht.
Daarzegger
Penerbit: ONZ Vormtaal, kota Bergen op Zoom, 2019
Photo penyair: © Albert Hagenaars
Photo sampul buku: Ria van de Graaf
Desain sampul buku: Ria van de Graaf
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
THEO MONKHORST - Seorang pelarian, masuk ke dalam rumahku
*
Seorang pelarian, masuk ke dalam rumahku
ceritakan kisahmu, duduklah di kursiku
makanlah rotiku dan minumlah airku
beristirahatlah antara dinding dari tubuhku,
tetapi jangan sentuh perkataanku
jangan datang dalam hatiku, aku tak memberi kehidupan,
aku hanya pemancing kata dalam sungai-sungai dari tragedi.
Jendela-jendela ini telah melihat generasi-generasi sebelum kamu,
air mengalir dalam selokan dari sejarah.
Jendela-jendela itu cerminmu.
Ketenangan dalam rumahku, aku ingin kamu punya pengharapan
yang aku tidak bisa memberikannya,
aku hanyalah pemancing
yang hanya bisa menangkapmu dalam kata-kata.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
30-12-2019
*
Vluchteling kom binnen in mijn huis
vertel mij uw verhaal, zit in mijn stoel
eet mijn brood en drink mijn water
rust tussen de muren van mijn lijf,
maar raak niet aan mijn woorden
betreed niet mijn hart, ik schenk geen leven,
ben slechts woordenvisser in rivieren van tragiek.
Deze ramen zagen generaties voor u, stromend
water door de goot van de geschiedenis.
Zij zijn uw spiegelbeeld.
Rust in mijn huis, ik wens u hoop
die ik niet geven kan,
ik ben niet meer dan visser
die u alleen in woorden vangen kan.
Huis huid
Penerbit: In de Knipscheer, kota Haarlem, 2019
Photo penyair: Piet Gispen, 2019
Gambar sampul buku: Didier van de Steene
Desain sampul buku: Anders Kilian
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
Selasa, 24 Desember 2019
CÉCILE EVERS - Berita cuaca
BERITA CUACA
cuaca mengetuk pintu
dan bertanya padaku
apa yang akan terjadi
aku menjawab:
menjadi sekali lagi,
cuaca seperti yang dulu
walaupun apa yang kumau,
tak mungkin,
kata cuaca itu
dan aku tak akan pernah
menjadi seperti yang dulu,
dikarenakan oleh dirimu
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
24-12-2019
WEERBERICHT
het weer klopte aan
en vroeg me
wat het worden zou
ik antwoordde:
word één keer weer
het weer van vroeger
al wilde ik,
het kan niet,
zei het weer
en dat ik nooit meer
het weer van vroeger
word, ligt aan jou
Verzen van de Veluwe
Penerbit: Bunner Boekerij, 2019
Photo penyair: © Cécile Evers (selfie), 2019
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
Langganan:
Postingan (Atom)