Puisi Belanda di Bahasa Indonesia (255) - Dutch poetry in Indonesian language (255 poems) - Nederlandse poëzie in het Indonesisch
Minggu, 04 November 2018
Y.NÉ - Pintu
PINTU
Kita membangun tembok-tembok
karena ruangan terlalu besar.
Kita membuat pintu-pintu dan jendela-jendela
karena ruangan penting untuk kita.
Kita berbicara karena bahasa memberi
kita sayap-sayap, kebebasan mereka.
Bahasa seperti burung-burung dan ikan-ikan.
Masih sepi pemandangan alam ini, tetapi
pintu telah terbuka: diawali sebuah pertanyaan,
kemudian mulai dengan jawaban.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
04-11-2018
DEUR
Wij bouwen muren
omdat de ruimte te groot is.
Wij maken deuren en ramen
omdat ruimte ons lief is.
Wij praten want taal geeft
ons vleugels, hun vrijheid.
Taal is als vogels en vissen.
Stil nog is dit landschap, maar
de deur is los: begint een vraag,
dan begint een antwoord.
Hier mag niets af zijn. Verzamelde gedichten 1990-2005
Penerbit: De Geus, kota Breda, 2009
Photo penyair: © Albert Hagenaars, 2010
Desain sampul buku: Studio Ron van Room
Gambar sampul buku: Y.Né
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
Minggu, 28 Oktober 2018
MARIJKE HANEGRAAF - Pemberhentian sementara di Singapura
PEMBERHENTIAN SEMENTARA DI SINGAPURA
Jam-jam tenang disaat keterburuan belum kembali.
Penumpang yang sementara tak bisa berlanjut, menatap
lewat ikan-ikan yang lelah dalam titik kematian dari pergerakan.
Di atas karpet yang halus terdorong bakat untuk menunggu.
Kesejukan menembus hawa dari luar yang tak aku kenal
hangat dan lembab seperti dalam organ ususku.
Aneh tersesat dalam tubuh
yang membawa pasport dengan informasiku.
Dalam peregangan waktu roti kumakan, botol
kuisi; aku hidup dalam isyaratku.
Samar-samar masih sukacita. Aku telah
di negeri dengan pepohonan dengan bunga merah.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
28-10-2018
TUSSENLANDING IN SINGAPORE
De kalme uren als haast nog niet terugkeert.
Tot stilstand geraakte reizigers starend langs
lome vissen in het dode punt van een beweging.
Over zacht tapijt rol ik mijn talent van wachten.
Door het koele zweemt een buiten dat ik niet ken
warm en vochtig als in mijn organen.
Het is vreemd te dwalen in een lichaam
dat een paspoort draagt met mijn gegevens.
In uitgerekte tijd eet ik een boterham, vul
mijn drinkflesje; ik leef in mijn gebaren.
Vaag nog de vreugde. Ik was
in een land met aan de bomen rode bloemen.
Ergens slapen de anderen
Penerbit: De Arbeiderspers, Amsterdam, 2016
Photo penyair: © Marjolijn Irik
Desain sampul buku: Steven van der Gaauw
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
Minggu, 23 September 2018
MARLEEN DE CRÉE - Erbarme dich IX
ERBARME DICH
IX
waktu itu seharusnya tumbang dia tak
tumbang juga, dia terbungkuk, tak perduli
sekuat angin apapun merenggut jiwa keluar
dari tubuhnya, sebanyak apapun. dia terbungkuk
dan membangun tembok-tembok penjaga
lebih tinggi. waktu itu jari-jari terjatuh
tapi bukan hati. kaki-kakinya patah,
pandangannya menjadi gelap dan tajam.
dia tahu: kehidupan adalah tempat tinggal,
sebuah hukum yang tinggi dan
yang rendah dan selanjutnya tak ada.
dia membiarkan kata-kata mengalir,
dan di pucuk dia mendengar ranting-
rantingnya patah. tetapi sementara dia bernyanyi
dalam pohon-pohon lain membungkuk kepala
tertunduk dan bermimpi tentang air.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
23-09-2018
ERBARME DICH
IX
toen ze moest valken viel ze niet,
ze boog. hoezeer de wind haar
de ziel uit het lijf rukte, hoeveel
ook, ze boog en trok de wallen
van verzet wat hoger. Toen
vielen haar vingers weg maar niet
het hart. de benen braken, haar
blik werd zwart en scherp.
ze wist: leven is een verblijf,
een wet van hoog en laag en later
niets. ze liet de woorden stromen,
hoorde in haar kruin de takken kraken.
maar bij het zingen in andere bomen
boog ze het hoofd en droomde ze van water.
Erbarme dich
Penerbit: P, kota Leuven, 2017
Photo penyair: © Albert Hagenaars
Skulptur arca: Berlinde De Bruyckere
Photo arca pohon: © Mirjam Devriendt
Desain sampul buku: Johan M. Duyck
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
Minggu, 17 Juni 2018
PAUL VAN OSTAIJEN - Syair
SYAIR
Dalam hatiku ada makhluk luar biasa
Yang menari-nari tango karut marut; bangkit,-
Saya tak tahu bagaimana, begitu tampak samar-samar
Semua,- dari sarkofagus tua.
Sementara dia berdansa, saya dengar dia bernyanyi
Dengan bersuka-ria tentang sesuatu yang berisi kepiluan.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
17-06-2018
VERS
Ik heb in m'n hart 'n zonderlinge wezen
Dat een bizarre tango danst; herrezen,-
Ik weet niet hoe, zo vaag
Is alles, - uit 'n oude sarkofaag.
Terwijl het danst, hoor ik het zingen
Met bonte blijdschap over weemoedszwangere dingen.
Music Hall
Penerbit: Paul van Ostaijen / Gust Janssens, Antwerpen, 1916
Photo penyair: Tak terkenal
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
Minggu, 27 Mei 2018
HERMAN GORTER - Di bawah sinar lampu saya sendirian
*
Di bawah sinar lampu saya sendirian,
benda-benda melihat tanpa bergeming
mengitariku di bawah sinar.
Benda-benda berdiri diam
mendengar keinginan kesunyian,
yang hendak menceritakan.
Dan masa lalu datang di telingaku yang diam
mendongak dan perlahan mulai mendengar,
benda-benda telah musnah.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
07-12-2014
*
Ik ben alleen in het lamplicht,
de dingen kijken met een glad gezicht,
om me in ’t licht.
De dingen staan om me zoo stil
te luistren wat de stilte wil,
vertellen wil.
En een verleden komt me aan de ooren
die stil opkijken en die stil ophooren,
dingen verloren.
Verzen
Penerbit: W. Versluys, Amsterdam 1890
Athenaeum-Polak & Van Gennep, Amsterdam, 2004
Photo penyair: Willem Witsen, 1892
Desain sampul buku: Anneke Germers
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
Minggu, 15 April 2018
ANTOON VAN DEN BRAEMBUSSCHE - If you hold my hand
IF YOU HOLD MY HAND
Jika kamu memegang tanganku,
kemudian semua menjadi sama seperti semula.
Kemudian aku menyeduh kopi lagi,
di tengah malam,
sementara kita masih
berbincang tentang kita sendiri
dan melepaskan diri dari yang lainnya.
Musim dingin tak membawa pangaruh
apa yang kita harapkan,
jadi aku membuatkan kamu dari tubuhku musim panas,
musim panas yang sangat sempurna
dimana kamu bisa tumbuh dan berpergian.
Jika kamu memegang tanganku
kemudian semua menjadi sama seperti semula
dan akhirnya aku menulis sebuah pantun
sehingga aku sekejap berhenti dari kematian.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
15-04-2018
IF YOU HOLD MY HAND
Als je mijn hand vasthoudt
dan wordt alles weer hetzelfde.
Dan maak ik weer koffie,
om middernacht,
terwijl wij nog even
nakaarten over onszelf
en aan anderen ontkomen.
De winter bracht ons niet
wat wij verhoopten,
dus maak ik je uit mijn lichaam een zomer,
een grote en goede zomer
waarin je kan groeien en op reis gaan.
Als je mijn hand vasthoudt
dan wordt alles weer hetzelfde
en schrijf ik eindelijk nog eens een gedicht
waardoor ik even met sterven ophoud.
Alles komt terug
Penerbit: P, kota Leuven, 2018
Photo penyair: © Karin Borghouts
Desain gambar: 'The circle', Sarah Westphal
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
Minggu, 18 Maret 2018
EZRA DE HAAN - Istana putih (Chefchaouen)
ISTANA PUTIH (CHEFCHAOUEN)
Kau berikan aku pintu putih dari istanamu,
pintu masuk sampai ke kamar
dimana kamu tidur
atau dahulu yang kau pernah
sebagian dari mimpi
penuh dengan lengkungan dan pilar-pilar.
Di luar layaknya seperti di dalam di sini:
dunia terlumuri putihnya kapur,
dimana suara- suara menggema
dari insan yang memanjatkan do'a
Di sini kemurniaan kekuasaan,
hanya terwarnai oleh sinar matahari
atau permainan dari awan.
Dimana lubang di tembok bernyanyi
terdengar layaknya kapur hangat terbakar.
Walaupun terbungkam
oleh bahan yang disumbatkan
tertutup belakang selendang.
rumah ini bernyawa.
Itu adalah suara dari dahulu kala:
mereka yang telah hidup, perawat, pendoá,
yang sekarang berbicara lewat batinmu
hanya jika rumahmu memelukmu
Terjemahan: Siti Wahyuningsih & Albert Hagenaars
17-03-2013
WIT PALEIS (CHEFCHAOUEN)
Je gaf mij een deur van je witte paleis,
de toegang tot een kamer
van daar waar je slaapt
of ooit geslapen hebt,
een deel van de droom
vol bogen en pilaren.
Buiten is hier binnen:
een door kalk gewitte wereld
waarin stemmen weerklinken
van mensen in gebed.
Hier heerst het zuivere,
slechts gekleurd door de zon
of het spel dat de wolken spelen.
Waar de gaten in de muur zingen
als het blussen van kalk weerklinkt.
Ook al snoer je hen de mond
door er stoffen in te stoppen,
er haiks voor te hangen.
dit huis leeft.
Het zijn de stemmen van voorheen:
zij die leefden, zorgden, baden,
die nu in stilte tot je spreken
als het huis je omhelst.
Penerbit: In de Knipscheer, kota Haarlem, Belanda, 2011
Photo penyair: Richard de Weert
Seni pahat patung: Judith Heinsohn
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
Minggu, 25 Februari 2018
ERIK LINDNER - Berlin, Berlin
BERLIN, BERLIN
Wujud-wujud di jendela kaca yang aku lalui
tak terdiri dari pantulan
kaca bersinar tak menembus pemandangan
refleksi menghilang
kaca telah menyerap semua kejadian bertahun-tahun
ke dalam dirinya, penerangan, bayangan dan erosi
sari buah yang melarut tanpa masalah dalam susu
salju dalam celah-celah anak tangga
dan di pojokan bingkai jendela
tempat terang memperlihatkan jejak-jejak dari api
keretakan mengikis permukaan
garis-garis bercabang bintik-bintik gelap
lapis demi lapis setiap kejadian jatuh
dalam struktur dari kaca yang usang
jendela yang tertutup dari semua yang ia tahu
memudar oleh apa yang dia telah saksikan
dan lat-lat jendela
menjepit pinggiran kaca
celah-celah yang terjadi dari dalam
untuk siapa yang melintas di luar.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
18-02-2018
BERLIN, BERLIN
De figuren in de ruit waar ik langsloop
bestaan niet uit reflecties
de ruit doorschijnt geen tafereel
de weerspiegeling is weg
het glas heeft alles in zich opgenomen
van jaren geleden, lichtval, schaduw en erosie
sap dat moeiteloos oplost in melk
sneeuw in de voegen van de treden
en in de hoeken van kozijnen
lichtplekken vertonen sporen van vuur
barsten verbergen de oppervlakte
aders vertakken de donkere vlekken
laag voor laag valt ieder voorval
in de verweerde glazen structuur
het venster dat dicht is van wat het weet
verbleekt door wat het gezien heeft
en de sponningen van het raam
knijpen in de randen van het glas
een kier die wat binnen is opengezet
voor wie buiten passeert.
Zog
Penerbit: Van Oorschot, Amsterdam, 2018
Photo penyair: © Tessa Posthuma de Boer
Desain sampul buku: Christoph Noordzij
Photo sampul buku: Ruth Verraes
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
Minggu, 28 Januari 2018
RICHARD FOQUÉ - Tubuh yang bernomor
*
Tubuh yang bernomor
kesakitan seperti stempel angka
yang terbakar
dalam kulit paling dalam
tampak terlihat di setiap lapisan
tersusun secara geometris.
Tubuh yang bernomor
itu menunggu
sementara air meluap
di tempat penyeberangan.
Itu menatap
sampai dia terpanggil
sampai seseorang membaginya
sampai bilangan ganjil tanpa nama.
Tubuh yang bernomor
tidak masuk dalam hitungan.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
28-01-2018
*
Het genummerde lichaam
pijn als een cijfer
gebrandmerkt
in de diepste huid
in rijen gelijnd
meetkundig geschikt.
Het genummerde lichaam
het wacht
terwijl het water stijgt
in het doorwaadbare.
Het staart
tot het geroepen wordt
tot iemand het zal delen
tot een naamloos priemgetal.
Het genummerde lichaam
het is van geen tel.
Vermoeden van licht
Penerbit P, kota Leuven, 2017
Photo penyair: © Bert Bevers
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
Langganan:
Postingan (Atom)