Puisi Belanda di Bahasa Indonesia (255) - Dutch poetry in Indonesian language (255 poems) - Nederlandse poëzie in het Indonesisch
Senin, 26 Oktober 2020
J.H. VAN GEEMERT - Laki-laki dengan sebuah gelas
LAKI-LAKI DENGAN SEBUAH GELAS
tentang ini aku ingin menulisnya:
seandainya bisa menjadi cukup tua
menjadi seorang lelaki
yang duduk di situ
dengan gelasnya
dia terseyum
di hadapan surat kabar
dan perlahan-lahan
dia mengganti proporsi:
yang banyak mengecil
yang sedikit menjadi terlalu besar
aku mengembalikannya
sampai seorang laki-laki yang sederhana
dan melihat dalam dirinya
lelaki yang hidup dan mati
di sore hari yang terisi dengan pikiran
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
25-10-2020
MAN MET GLAS
hier zou ik over willen schrijven:
als je maar oud genoeg wordt
word je de man
die daar zit
met glas
hij glimlacht
tegen de krant
en langzaam
verdraait hij proporties:
het vele verkleint
het weinige wordt
onhandelbaar groot
ik reduceer hem
tot een vereenvoudigd mens
en zie in hem
de man die leeft en sterft
in een namiddag van gedachten
Nog altijd afwezig
Penerbit: Boekscout, kota Soest, 2020
Photo penyair: Wilma Bongers
Gambar sampul buku: "Martinique II", Jeroen Krabbé
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
Kamis, 01 Oktober 2020
BERT VOETEN - Selalu
SELALU
Kadang-kadang kita bisa terbangun
dan berkata: lihat, kita hangat
dan telanjang, tangan kita seperti
binatang peliharaan rumah, mereka
melangkah di atas pundak, payudara,
mereka bersarang dalam ketiak,
dalam lipatan kulit yang lembut, mereka mencatat
dengan cepat tentang cinta, hampir berbicara.
Kadang-kadang keberuntungan orang-orang
berjarak selebar telapak tangan, bermimpi
dalam bilik musim panas. Matahari
membiarkan kumbang emas merayap
di atas tangan mereka; siang hari meletakkan
telinganya di atas dada mereka dan mendengarkan
pembicaraan dari dalam hati mereka,
dan ke music box dari pikiran mereka.
Dan selalu datang malam dengan
dua tangan penuh kegelapan. Gelisah
kita kembali ke sesuatu yang sejenak telah
terlupakan, sesuatu yang selalu kita takuti:
tangan menjadi kepalan,
sebuah kepalan yang bisa menghantam,
tiba-tiba, di tengah keberadaan kita.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
01-10-2020
ALTIJD
Soms kan men wakker worden
en zeggen: zie, wij zijn warm
en onbekleed, onze handen
zijn huisdieren, zij wandelen
over een schouder, een borst,
zij schuilen in okselnesten,
in tedere huidplooien, zij
stenograferen liefde en spreken bijna.
Soms zijn de mensen een handbreed
van het geluk af, dromend
in een junivertrek. De zon laat
goudkevers over hun handen
lopen; de middag legt zijn
oor aan hun borst en luistert
naar het gepraat van hun hart, naar
de muziekdoos van hun gedachten.
En altijd komt de nacht met
handenvol donker. Slaaploos
keert men terug naar wat men
even vergat, terug naar
wat men altijd verwacht: een
hand die vuist wordt, een vuist
die neer kan komen, eensklaps,
midden in ons bestaan.
De zon op mijn hand en andere gedichten
Penerbit: De Bezige Bij, Amsterdam, 1956
Gedichten 1938-1992, De Bezige Bij, Amsterdam, 2001
Photo penyair: Philip Mechanicus
Desain sampul buku: Hans Gordijn
Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2
www.alberthagenaars.nl
Langganan:
Postingan (Atom)