Puisi Belanda di Bahasa Indonesia (255) - Dutch poetry in Indonesian language (255 poems) - Nederlandse poëzie in het Indonesisch
Jumat, 31 Oktober 2014
ANDREAS BURNIER - Dia yang mengerti ...
*
Dia yang mengerti pertanyaan pertanyaan, dia telah pergi
Abunya disebar di pegunungan
Dan sedikit telah terbang di lautan.
Manusia dengan derajat rendah menjadi terkuat
Manusia yang bebas sekarang tinggal di bui
Dia yang pergi tetap berdiri, berbalik.
Heran berdiri saya dekat di sebuah kota dimana saya dengan
Rencana untuk menjawab penempaan pertanyaan.
Api telah jatuh dari surga
Landasan besiku seharusnya penderitaan dari manusia.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
02-11-2014
*
Hij die de vragen kende is gegaan
Over de bergen is zijn as gestrooid
En iets ervan waaide in zee.
De onwaardigen hebben zich gesterkt
De vrijen zijn in kerkers gaan wonen
Wie ging bleef staan, keerde om.
Verbaasd stond ik bij een stad
Waarin ik antwoorden tot vragen zou smeden
Vuur viel uit de hemel
Mijn aambeeld zou het leed der mensen zijn.
Na de laatste keer
Penerbit: Augustus, Amsterdam / Antwerpen, 2004
Photo penyair: ?
Desain sampul buku: Steven van der Gaauw
www.alberthagenaars.nl
Minggu, 26 Oktober 2014
PATRICK CONRAD - Requiem 1
REQUIEM
I
Karena orang lain sekarang hidup jauh, dan samar samar
menurutku, penuangan dalam cetakan reproduksi dari beberapa insan.
Dan hanya segelintir orang tahu apa yang kita proklamirkan:
orang tuli yang bisa mendengar seperti penyair kematian,
mereka mengenakan topeng yang berabad abad telah dingin.
Musim panas lembut di taman. Lihat, awan tidak bisa
menunggu lagi di atas kota ini di mana kita menghela nafas
dan dahulu mencari dengan tanpa hasil berbagi teman dan wanita.
Saya diam tentang kebisuan yang memaksakan saya
menerima kekejangan akhir dan menyusut sebab kesedihan.
Seolah-olah hari ini saya mengakhiri perjalanan
yang kedua antara perumahan, pepohonan, batu nisan
yang berkilau tak bernama, dan perjalananku berhenti.
Seolah-olah insan lainnya baru sekarang mendekat dan malam
yang menakjubkan menjadi lebih takjub dan mendalam.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
26-10-2014
REQUIEM
I
Want vaag in de verte leven nu voor mij
de anderen, gegoten in de vorm van velen.
En wat wij verkondigen weten slechts weinigen:
de doven die als dichters de dood aanhoorden,
de kalme dragers der eeuwig koude maskers.
Zachte zomer in het park. En kijk hoe geen wolk meer wacht
boven deze stad waarin wij zuchten, en zoekend en falend
vrienden en vrouwen deelden.
Verzwijgend wat het zwijgen mij oplegt aanvaard ik
die laatste kramp en krimp van verdriet.
Alsof ik vandaag de tweede tedere bocht beëindig
tussen gevelrijen, rijen bomen, rijen glimmende stenen
met namen van niemand erop, en stilsta.
Alsof de anderen nu pas naderen en de nacht,
hoe adembenemend ook, nog mooier en dieper lijkt.
Continental Hotel
Penerbit: De Arbeiderspers, Amsterdam, 1975
Photo penyair: © Bert Bevers
Photo sampul buku berdesarkan atas kolase Karel Fontijne
www.alberthagenaars.nl
Minggu, 12 Oktober 2014
PHILIPPE CAILLIAU - Biarawati
BIARAWATI
Berbelanja dia di toko toko yang tidak
menjual sesuatu. Membayar dengan
uang yang tidak ada keberadaanya, tidak
tercetak. Hari ini hari jual-beli
daging cincang tanpa daging, produk susu
tanpa susu. Warung tanpa kasir.
Dia memilih yang tidak dijual.
Setiap hari dia tidak menjual makanan,
dia tidak meminum air.
Berapa lengan penghisap mempunyai
kematian?
Keinginan yang sangat yang tidak
dikehendaki yang mengandung mimpi tanpa
gambaran dari mimpi itu. Dan dia terlahir kembali
sementara dia sedang menulis. Tanpa
terburu buru melangkah dia ke dalam senja.
Yang juga tak terlihat.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
12-10-2014
NON
Boodschappen deed hij in winkels
die niets verkochten. Betaald werd
met geld dat niet bestond, niet
was gedrukt. Dit was de koopdag van
gehakt zonder vlees, zuivel zonder
kaas. Een-zonder-kassa-zaak.
Kiezen deed hij wat men niet verkocht.
Iedere dag schafte hij zich geen eten
aan, dronk hij het water niet.
Hoeveel tentakels heeft een dood
wel niet?
Een vuriger wens dan deze die grondig
ongewenst is, die de droom bevat
zonder de beelden van die droom.
En hij herschreef zich toen.
Haasteloos stapte hij de schemer in
die ook onzichtbaar was.
Niets verloren
Penerbit: Kleinood & Grootzeer, kota Bergen op Zoom, 2014
Photo penyair: © Albert Hagenaars
Desain sampul buku: Gerrit Westerveld
Photo sampul buku: Bert Bevers
www.alberthagenaars.nl
Minggu, 05 Oktober 2014
H. MARSMAN - Belanda
BELANDA
Langit yang megah dan gelap abu abu.
di bawahnya dataran rendah terbentang dengan genangan air;
pepohonan dan kincir angin, menara gereja dan rumah rumah kaca,
terpetak oleh parit parit, abu abu keperakan.
ini adalah negaraku, ini adalah bangsaku;
ini adalah ruangan dimana saya mau menggaung.
biarkan saya mencerminkan diri di genangan air dalam satu senja
kemudian bolehkah saya menguap hilang seperti awan.
Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
05-10-2014
HOLLAND
De hemel groots en grauw.
daaronder het geweldig laagland met de plassen;
bomen en molens, kerktorens en kassen,
verkaveld door de sloten, zilvergrauw.
dit is mijn land, mijn volk;
dit is de ruimte waarin ik wil klinken.
laat mij één avond in de plassen blinken
daarna mag ik verdampen als een wolk.
Verzameld Werk
Penerbit: Querido's uitgevrij BV, Amsterdam,1960
Photo penyair: ?
www.alberthagenaars.nl
Langganan:
Postingan (Atom)