Sabtu, 30 Maret 2024

FRANCIS DE PRETER - Para penyair























PARA PENYAIR

Para penyair adalah tamuku,
masing-masing berbicara dalam bahasa mereka.
Dari kata-kata mereka tumbuhlah hutan-hutan,
sarang-sarang lebah, madu emas.
Para pengintai melihat daratan baru,
mata-mata keruh relief takjub.

Setiap dunia mempunyai kuncinya,
siapa membuka, apa yang ia temukan di mimpinya?
Aku telah mencari dan menemukan pintu itu
dan begitu mulut itu dan kemudian syairnya,
tetapi yang terutama nada
dan warna dari suara mereka.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
30-03-2024


























DE DICHTERS

De dichters waren mijn gasten,
spraken ieder hun taal.
Uit hun woorden groeiden wouden,
gonzende korven, gouden honing.
Verkenners zagen nieuw land,
dronkenmansogen beeldig reliëf.

Elke wereld heeft zijn sleutel,
wie opent wat hij dromend vindt?
Ik zocht en vond de deur
en zo de mond en dan het vers,
maar bovenal de toonspraak
en de kleuren van hun klanken.



Voeten in de aarde
Photo penyair: © Bert Bevers
Desain sampul buku: Francis De Preter





Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2

www.alberthagenaars.nl



Rabu, 24 Januari 2024

JAN EIJKELBOOM - Setelah peperangan























SETELAH PEPERANGAN

Masih gelap di dalam kamar yang dingin,
kegelapan menjelang fajar
saat penyerangan sedang dipersiapkan
di tanah yang tak bertuan.

Aku menggali lebih dalam,
waspada terhadap kemerisik kecil,
mencegah pengkhianatan yang besar.

Saat itu aku merasakan nafas hangatmu,
yang melubang di punggungku
yang perlahan-lahan membesar,
sebuah peluru dum-dum hingga ke tulang.

Tak ada suara tembakan. Hanya getaran
dari mulutmu menandakan yang hampir tak
terdengar bahwa aku masih boleh tetap hidup.



Terjemahan: © Siti Wahyuningsih dan Albert Hagenaars
21-01-2024


























NA DE OORLOG

Het was nog donker in de koude kamer,
het donker voor de dageraad
als in het niemandsland
de aanval weer wordt voorbereid.

Ik groef mij dieper in, gespitst op klein geritsel,
bedacht op grof verraad.

Toen voelde ik je warme adem,
die boorde in mijn rug een gat
dat zoetjesaan steeds groter werd,
zachte dum-dum tot op het bod.

Er klonk geen schot. Alleen het beven
uit je mond gaf haast onhoorbaar aan
dat ik mocht blijven leven.



Verzamelde Gedichten
Penerbit: De Arbeiderspers, Amsterdam, 2012
Gambar penyair: Janus Nuiten
Desain sampul buku: Steven van der Gaauw





Kunjungi juga:
Frozen Poets - Patung-patung, kuburan dan jejak lain dari penyair2

www.alberthagenaars.nl